Mengintip Kelenteng Tertua Ban Hing Kiong di Kota Manado

Kelenteng Ban Hing Kiong di Kota Manado, Sulawesi Utara.(Foto:tripadvisor.co.id)

INTANANEWS.COM – Sobat Intana ada yang pernah melewati Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Di kawasan tersebut terdapat sebuah bangunan dengan warna merah mencolok dengan ciri khas arsitektur China. Bangunan itu adalah Kelenteng Ban Hing Kiong.

Secara etimologi, nama Ban Hing Kiong berasal dari bahasa Tiongkok yang terdiri dari tiga kata yaitu Ban yang artinya banyak. Hin memiliki arti berkah yang melimpah, sedangkan Kiong dapat dimaknakan dengan Istana.

Jadi secara harfiah, nama Ban Hing Kiong dapat dimaknakan sebagai suatu tempat ibadah yang dibangun sebagai Istana Tuhan dan memiliki berkah yang melimpah.

Di dalam kelenteng ini ternyata juga menyimpan benda bersejarah lainnya berupa meriam pemberian VOC yang dibuat tahun 1778.

Kelenteng Ban Hin Kiong menjadi daya tarik wisata religi dan sejarah di Kota Manado. Setiap perayaan Imlek, Cap Go Meh hingga Toa Peh Kong, kelenteng dipadati para pengunjung.

Kelenteng Ban Hion Kiong tidak hanya merupakan tempat ibadah umat Tri Dharma tetapi sejak lama telah menjadi simbol kerukunan dan keberagaman di Kota Manado. Itulah gambaran berapa indahnya keharmonisan di kota ini.

Keberadaan kelenteng sendiri tidak lepas dari campur tangan pemerintah Hindia Belanda yang pada waktu itu membangunan pemukiman-pemukiman yang berdasarkan etnis. Ada etnis China, Arab termasuk Minahasa. Gunanya untuk mudah dalam mengontrol.

Dari situlah kemudian dibangun kelenteng pertama di Tanah Minahasa, Sulawesi Utara yang namanya adalah Kelenteng Ban Hing Kiong.

Kelenteng yang merupakan tempat ibadah umat Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha ini sudah berdiri sejak 1819. Waktu itu masih terbuat dari kayu. Berdinding papan. Dinding lainnya terbuat dari bambu. Namun ciri khas arsitektur bangunannya dari dulu hingga sekarang tidak banyak berubah.

Kemudian pada tahun 1839 dibangun rumah abu (Kong Tek Su). Kelenteng ini mulai dikelola secara organisatoris sejak tahun 1935 melalui suatu organisasi Perkumpulam Sam Khauw Hwee yang didirikan atas usaha dan inisiatif dua orang tokoh yakni Yo Sioe Suen dan Que Boen Tjen.

Semenjak berdiri, kelenteng yang kini berusia 202 tahun itu sudah mengalami beberapa kali pemugaran pada rentang waktu 1854-1859 dan 1895-1902.

Bangunan kelenteng ini juga sempat mengalami kebakaran pada 14 Maret 1970 yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab sehingga menghanguskan bangunan utama kelenteng.

Atas inisiatif Nyong Loho (Soei Swie Goan) yang kemudian menjabat rangkap sebagai ketua pembangunan dan ketua Kelenteng Ban Hing Kiong, mulailah pembangunan renovasi kelenteng.

Hingga kini kelenteng ini telah beberapa kali mengalami renovasi bangunan. Baik penambahan lantai menjadi tiga lantai maupun peluasan ruangan dan halaman.

Ayo sobat Intana kita datang dan lihat dengan kepala mata sendiri keunikan Kelenteng Ban Hing Kiong!(virginia manoppo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *