INTANANEWS.COM – Melky Rony Paath (45), salah satu petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Minahasa tengah menghadapi penyakit hipertensi.
Sobat intana, tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di kalangan usia dewasa dan lanjut usia.
Seseorang dianggap menderita tekanan darah tinggi jika hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih, dan tekanan diastolik 90 mm Hg atau lebih.
Gejala yang sering muncul biasanya nyeri pada tengkuk atau leher, sakit kepala parah disertai mual, nyeri dada, dan kesulitan bernapas.
Melky bertugas bertugas di Rumah Sakit Sam Ratulangi, ia pun menceritakan pengalamannya ketika menjalani rawat inap selama 3 hari di rumah sakit akibat hipertensi.
Dia mengatakan bahwa kegiatannya yang melelahkan kadang membuat dirinya mengabaikan kondisi kesehatan, sampai mengalami gejala hipertensi dan dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano.
“Sebelumnya saya tidak menyadari telah mengalami tekanan darah tinggi. Tiba-tiba saya merasat drop, dan akhirnya masuk IGD rumah sakit. Saya baru tahu tekanan darah saya sangat tinggi,” Kata Melky.
Melky mengungkapkan, selama menjalani pengobatan di Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano mulai dari masuk IGD hingga mendapatkan ruang perawatan, dirinya mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari dokter dan perawatnya.
“Ini pengalaman pertama saya menggunakan JKN di rumah sakit. Saya mendapatkan perlakuan yang baik dari dokter dan perawatnya, mereka memberikan pelayanan yang ramah dan juga cepat,” ujarnya, Selasa (12/12/2023).
Setelah beberapa hari perawatan di rumah sakit, Melky harus rutin kontrol di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar yaitu, dr. Elfrida Manullang atau rumah sakit untuk mendapatkan obat penurun tekanan darah yang harus diminum secara rutin. Pola makan dan aktivitas sehari-hari juga harus diatur.
“Saya harus menjaga dan mengatur pola hidup, disamping harus mengkonsumsi secara rutin obat penurun tekanan darah yang saya peroleh dari fasilitas kesehatan,” kata Melky.
Terkait biaya kontrol ke dokter, lanjut dia, saya tidak perlu khawatir karena sudah memiliki kartu JKN.
“Semuanya gratis, saya tidak mengeluarkan biaya sejak dirawat di rumah sakit dan kontrol hingga pengambilan obat rutin setiap bulan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Melky terdaftar sebagai peserta JKN segmen Peserta Penerima Upah Penyelenggara Negera (PPU-PN) yang iurannya dipotong langsung dari gaji setiap bulannya.
Dia mengaku bangga karena telah tercover dalam Program JKN, melalui program ini ia beserta keluarga memiliki jamanin kesehatan mudah dan bagus.
“Saya bangga terdaftar Program JKN, menurut saya program pemerintah ini telah memberikan dampak yang besar bagi terselenggaranya jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia termasuk saya dan keluarga,” kata Melky.
Disamping itu, lanjut dia, BPJS Kesehatan terus berupaya memberikan kemudahan bagi peserta JKN melalui kanal-kanal layanan JKN non tatap muka yakni, aplikasi Mobile JKN, pelayanan melaui Whatsapp (Pandawa), Care Center 165.
Selain itu, lanjutnya, pelayanan JKN juga semakin mudah, kita tidak perlu datang ke kantor BPJS Kesehatan karena sudah bisa diakses melalui layanan digital.
“Saya berharap program JKN ini dapat terus berlanjut, karena program JKN ini sangat baik untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada seluruh masyarakat dengan prinsip gotong royongnya. Sekali lagi terima kasih JKN,” ia menambahkan. (nes)