Pemkab Minahasa dan PLN Nusantara Power Bersinergi Atasi Banjir di Sekitar Danau Tondano

INTANANEWS.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa dan PT PLN Nusantara Power (PT PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) kembali melakukan pertemuan.

Pertemuan tersebut guna menindaklanjuti hasil rapat pada hari jumat 11 Juli 2024 antara Pemerintah Kabupaten Minahasa dan PT PLN Nusantara Power (PT PLN NP) Unit Pembangkitan (UP) untuk melakukan pembahasan soal penanganan banjir dan genangan air yang terjadi dibeberapa wilayah di sekitar Danau Tondano.

Penjabat Bupati Minahasa Dr. Jemmy Stani Kumendong M,Si, melalui Sekda Minahasa Dr. Lynda D. Watania, MM, M.Si mengatakan, ada sebanyak 110 Kepala Keluarga (KK) disekitar danau yang terdampak banjir.

Dalam pertemuan itu, Sekda Lynda Watania menyampaikan bahwa ada sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya elevasi air di danau tondano, diantaranya adalah tingginya curah hujan khususnya di daerah-daerah tangkapan hujan (catchment area) Tondano dan sekitarnya, sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan genangan air di wilayah sekitar danau tondano.

Terkait hal itu, lanjut dia, Pemkab Minahasa berkolaborasi dengan PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan melaksanakan pertemuan.

“Pertemuan ini untuk membahas penanganan banjir dan genangan air di area permukiman warga yang tinggal di seputaran danau Tondano,” ujarnya, Kamis (18/7/24).

Sementara itu, Pihak PLN NP UP Minahasa melalui Asistant Manager Operasi Oudy Rumbayan mengatakan adanya penumpukan volume eceng gondok sehingga menyebabkan terganggunya aliran sungai dari hulu ke hilir serta adanya sedimentasi yang terjadi sepanjang Sempadan DAS Tondano.

PLN NP telah melakukan upaya-upaya yaitu penyesuaian standar operasional prosedur (SOP) pembebanan terhadap Elevasi Weir Intake pada juni 2024, serta PLTA Tonsealama tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan air sungai DAS Tondano yang dimana memasuki musim basah.

Dengan memaksimalkan pembebanan di beban puncak pagi maupun malam. Sehingga semua debit air yang ada di DAS Tondano dimaksimalkan masuk ke turbin mesin (tidak ada limpasan).

Standar operasional prosedur (SOP) ini juga, lanjutvdia, setiap bulannya terus dilaksanakan evaluasi. Selain itu, PLN NP UP Minahasa juga menerapkan pola untuk membuka Flap Pintu Air dari O% (Fully Closed) ke 100% (Fully Open) pada saat kondisi unit pemeliharaan juga Normal Operasi sehingga tidak ada air yang tertahan di area Intake PLTA Tonsea lama dengan melakukan pembersihan rutin sampah domestik di weir intake,

Ia menjelaskan, sampah yang masuk di area weir intake meningkat drastis di musim penghujan sehingga untuk pembebanan maksimal saringan halus, harus selalu dalam keadaan bersih sebelum masuk ke turbin mesin.

Dengan menambah tenaga pembersihan nonstop 24 jam, Perubahan Mekanisme pembersihan area KPS dan Intake pihak UP Minahasa dan ULPLTA Tonsea lama melakukan perubahan serta penyesuaian kembali Mekanisme Pembersihan KPS.

Hal ini dimaksudkan agar memaksimalkan pekerjaan pembersihan agar sampah eceng gondok tidak menumpuk yang dapat menyebabkan penurunan debit elevasi air, Dimana pihak ketiga ini menambah pos pengangkatan eceng gondok menjadi 3 titik.

“Titik pengangkutan yaitu pada kolam penampung sampah, Weir intake dan area sekitar wilayah desa Kembuan dan Tonselama,” ujarnya.

Selain itu, pengendalian eceng gondok di DAS Tondano selama ini terus dilakukan pihak UP Minahasa ULPLTA Tonsealama, dengan memasang pagar bambu di mulut danau agar eceng gondok tidak mudah masuk, total eceng gondok yang terangkut pada tahun 2020 sebanyak 13,042m3, tahun 2021 sebanyak 20,440m3, tahun 2022 sebanyak 17,900m3 dan di tahun 2023 sebanyak 9,148m3 dan terus berlanjut sampai sekarang.

Dengan dilakukannya pembersihan eceng gondok tersebut, maka PLTA Tonsealama dapat memaksimalkan produksinya sehingga volume air yang digunakan untuk memutar turbine dapat meningkat serta volume dan elevasi pada daerah danau tondano dapat turun.

Tidak hanya itu, PLN Nusantara Power UP Minahasa bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa telah memasang pagar penghalau eceng gondok di mulut sungai agar sampah eceng gondok tidak terbawa kedalam DAS Tondano dan juga dapat memberikan akses jalan bagi masyarakat dalam hal ini nelayan.

Untuk penanganan jangka panjang, PLN NP bersama-sama pemkab Minahasa dan instansi terkait akan melaksanakannya pengerukan DAS Tondano.

“Dari hasil upaya dan kerjasama yang baik antara pemkab Minahasa dan PT PLN Nusantara Power terpantau volume air yang tergenang mengalami penurunan signifikan hingga 15 cm, ” ia menjelaskan.

Upaya ini akan berlanjut terus dan membutuhkan kerjasama dari seluruh pihak, baik dari Pemda Kabupaten Minahasa, BWSS, PLN NP serta seluruh elemen masyarakat.

PLN NP UP Minahasa juga mengajak seluruh warga khususnya di sekitar tondano dan di area danau untuk dapat menjaga kelestarian dengan tidak membuang sampah di danau ataupun aliran sungai, dan mengimbau untuk dapat menjaga bersama pagar penghalau eceng gondok yang terletak di mulut danau agar eceng gondok tidak terbawa kedalam DAS dan menyebabkan pendangkalan jika sudah membusuk.

“PLN Nusantara Power UP Minahasa menyampaikan bahwa siap mendukung progam lain bersama dengan seluruh stakeholder lain seperti Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS), BMKG dan pemerintah daerah dalam penanganan banjir di wilayah Danau Tondano,” Oudy Rumbayan menambahkan.(nes)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *