INTANANEWS – Suasana haru dan penuh kebersamaan menyelimuti Desa Touliang, Sabtu (21/12/2024).
Para mahasiswa yang telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama tiga bulan, bersama perangkat dan Pemerintah Desa Touliang berkumpul di Ibadah Menyambut Natal Pemerintah Desa Touliang sekaligus foto bersama sebagai tanda perpisahan.
Selama masa KKN, mahasiswa Universitas Negeri Manado (Unima) gelombang II tersebut tidak hanya menjalankan tugas akademik, tetapi juga merasakan nilai-nilai kebersamaan dan gotong-royong yang tumbuh subur di tengah masyarakat desa.
![](https://intananews.com/wp-content/uploads/2024/12/20241221_154100-scaled.jpg)
Senyuman lebar terlihat dari wajah-wajah mahasiswa yang kini sudah menjadi bagian dari keluarga besar Desa Touliang.
Selama tiga bulan, mahasiswa Unima yang mengikuti program KKN ini terlibat dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti pemberdayaan masyarakat, pendidikan anak-anak, serta kegiatan sosial lainnya.
Tak hanya membantu dalam hal pengetahuan, mahasiswa juga belajar banyak dari kehidupan sehari-hari masyarakat desa yang begitu erat dalam kebersamaan.
Salah satu mahasiswa mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada pemerintah desa dan masyarakat Touliang. “Kami merasa sangat diterima di sini. Tidak hanya sebagai bagian dari program KKN, tetapi benar-benar dianggap sebagai keluarga,” ujarnya.
Kepala Desa Touliang, Hartje Tangkulung menyampaikan pesan yang penuh makna untuk para mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas KKN mereka. “Jangan lupakan apa yang sudah kita jalani bersama di sini. Jangan lupa untuk selalu membawa kebaikan dan ilmu yang didapatkan di manapun kalian berada ,” pesannya.
Sebelum acara berakhir, para mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan mereka. Banyak di antara mereka yang menyatakan rasa terima kasih atas kesempatan untuk belajar langsung dari masyarakat dan pemerintah desa.
“Desa Touliang telah memberi kami banyak pelajaran hidup yang berharga,” ujar salah satu mahasiswa.
Pemerintah Desa Touliang juga berharap bahwa meskipun masa KKN telah berakhir, hubungan baik antara mahasiswa, universitas, dan masyarakat akan tetap terjalin. “Kami berharap bahwa para mahasiswa dapat terus menjalin komunikasi dan bahkan kembali untuk membantu masyarakat desa Touliang di masa depan,” ia menambahkan.
Acara ditutup dengan foto bersama yang penuh kehangatan. Momen tersebut menjadi simbol bahwa meskipun mereka akan berpisah, namun ikatan yang terjalin selama tiga bulan ini akan selalu ada.
Dengan berakhirnya KKN, mahasiswa yang terlibat di Desa Touliang tidak hanya meninggalkan desa dengan pengetahuan yang lebih luas, tetapi juga dengan hati yang penuh rasa terima kasih dan harapan untuk terus menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan erat.
Semoga kebersamaan yang terjalin selama KKN menjadi bekal yang berharga bagi semua pihak yang terlibat, dan menjadi anugerah Tuhan yang membawa kebaikan bagi masa depan.(nes)