INTANANEWS – Siapa yang tak kenal lagu “Tas Hitam dari Kulit Buaya” milik Iwan Fals? Di balik lirik sederhana dan melodi yang mudah diingat, tersimpan kisah pahit dan perjuangan seorang guru Indonesia.
Lagu ini bukan sekadar karya seni, melainkan juga cerminan nyata dari kondisi guru di negeri ini. Melalui nada-nada yang menggelitik hati, Iwan Fals berhasil menyuarakan jeritan hati para pahlawan tanpa tanda jasa.
Lagu ini menceritakan sosok Bapak Umar Bakri, seorang guru yang menjadi simbol pengabdian tulus meskipun menghadapi berbagai kesulitan.
Dalam liriknya, Iwan Fals menggambarkan kehidupan sehari-hari Bakri, yang memulai hari dengan secangkir kopi sambil membawa tas hitam dari kulit buaya, sebuah simbol kesederhanaan dan semangat yang tak kenal lelah.
Bakri mengajar dengan penuh dedikasi, meskipun harus melalui jalan berlubang dan rintangan lainnya, baik di dalam maupun di luar kelas.
Namun, di balik dedikasi yang tinggi, lagu ini dengan tajam menggambarkan kenyataan pahit yang dihadapi oleh para guru, terutama dalam hal kesejahteraan.
Meskipun telah mencetak banyak generasi penerus bangsa yang sukses, termasuk menteri, profesor, dan insinyur, gaji para guru tetap jauh dari harapan. Iwan Fals melalui lirik “gaji guru seperti dikebiri” menyuarakan ketidakadilan yang dialami para pengabdi pendidikan ini.
Lagu “Tas Hitam dari Kulit Buaya” lebih dari sekadar protes, ia adalah bentuk penghargaan untuk para guru yang telah bekerja keras tanpa pamrih, namun sering kali terabaikan. Iwan Fals menyalurkan suara bagi para pahlawan tanpa tanda jasa ini, yang sering kali terpinggirkan meskipun telah memberikan kontribusi besar bagi masa depan bangsa.
Lewat karya ini, Iwan Fals kembali membuktikan bahwa musik tidak hanya bisa menghibur, tetapi juga menjadi alat perjuangan untuk keadilan.
“Tas Hitam dari Kulit Buaya” menjadi pengingat bahwa nasib guru, yang menjadi pilar utama dalam mencerdaskan bangsa, seharusnya lebih diperhatikan dan dihargai.
Lagu ini mengajak kita semua untuk melihat lebih dalam lagi kondisi pendidikan di Indonesia dan berusaha mewujudkan perubahan yang lebih baik untuk para pendidik.(nes)