INTANANEWS – Pemilihan rektor Universitas Negeri Manado (UNIMA) kali ini menjadi sorotan publik, tak hanya karena peran penting rektor dalam menentukan arah dan kebijakan institusi, tetapi juga karena sejumlah isu yang beredar terkait dengan transparansi dan keadilan dalam proses tersebut.
Florence Kairupan, SH, alumni UNIMA jurusan Ilmu Hukum sekaligus Sekretaris LBH Makapetor Siouw, menegaskan bahwa pemilihan rektor adalah momen yang krusial bagi masa depan UNIMA dan harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi integritas, keadilan, dan transparansi.
“Pemilihan rektor adalah langkah penting dalam menentukan arah kemajuan sebuah universitas. Oleh karena itu, proses ini harus dilaksanakan dengan integritas dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
“Kita harus memastikan bahwa pemilihan ini berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, agar UNIMA bisa mempertahankan citra baiknya sebagai institusi pendidikan yang kredibel,” sambungnya.
Namun, Florence juga mengungkapkan adanya isu-isu yang mencuat di tengah masyarakat, yang dapat merusak proses pemilihan jika tidak segera ditangani dengan serius.
Isu tersebut mencakup dugaan praktik pemberian uang kepada anggota senat, indikasi plagiarisme pada salah satu calon, hingga keterlibatan calon tertentu dalam kasus dugaan penyimpangan keuangan atau korupsi.
“Jika isu-isu ini terbukti benar, maka ini akan sangat merugikan integritas pemilihan dan tentunya merusak citra UNIMA sebagai perguruan tinggi yang dihormati,” ia menambahkan.
Sebagai langkah konkret, Florence mengimbau beberapa pihak untuk bertindak segera demi memastikan pemilihan rektor berjalan dengan adil dan sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Panitia Pemilihan Rektor diharapkan untuk mengambil langkah tegas dengan melakukan penyelidikan dan klarifikasi terhadap setiap dugaan pelanggaran yang beredar. Keputusan yang diambil harus berdasarkan bukti yang jelas dan transparan agar publik merasa yakin dengan proses ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) diminta untuk memantau secara serius jalannya pemilihan ini. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada intervensi politik atau praktik curang yang merusak kredibilitas akademik UNIMA.
Para calon rektor diimbau untuk menjaga integritas pribadi mereka dan berkompetisi secara sehat, mengedepankan kualitas dan kemampuan dalam memimpin universitas, serta menjauhi segala bentuk praktik yang bertentangan dengan nilai moral dan etika akademik.
Civitas akademika dan masyarakat umum juga diharapkan untuk aktif mengawal jalannya pemilihan ini, mendorong transparansi dan keterbukaan informasi, serta melaporkan setiap indikasi pelanggaran yang terjadi. Partisipasi aktif dari semua pihak akan sangat penting untuk memastikan bahwa pemilihan ini benar-benar menghasilkan pemimpin yang berkualitas.
Florence menegaskan, LBH Makapetor Siouw siap membantu dalam memastikan bahwa proses pemilihan rektor berjalan sesuai dengan koridor hukum dan menjaga martabat UNIMA. “Kami di LBH siap mendampingi dan membantu agar proses ini berjalan bersih, sesuai aturan hukum, dan menghindari praktik yang bisa merusak kredibilitas UNIMA sebagai perguruan tinggi yang berintegritas,” ujarnya.
Pemilihan rektor UNIMA diharapkan bukan hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan, tetapi sebuah proses yang menghasilkan pemimpin yang kompeten, transparan, dan berintegritas, yang mampu membawa UNIMA ke arah yang lebih baik di masa depan.
Kita semua, baik dari civitas akademika maupun masyarakat umum, memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar proses ini berjalan dengan baik, demi masa depan pendidikan di Sulawesi Utara yang lebih maju dan berkualitas.(nes)