INTANANEWS.COM – Tiba-tiba Wakil Gubernur yang juga Wakil Ketua DPD-PDI Perjuangan Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw menyampaikan permohonan maaf kepada calon presiden Prabowo Subianto dan Partai Gerindra.
Lho ada apa ya?
Ternyata permintaan maaf itu terkait orasi Steven Kandouw di Langowan, Kabupaten Minahasa, Sabtu pekan lalu dan menjadi viral di media sosial (medsos).
Dalam orasi itu Steven Kandouw menyebutkan bahwa patung tembaga Schwarz di depan Gereja GMIM Sentrum Langowan dibangun oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey padahal sesungguhnya patung tersebut merupakan bantuan dari Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan.
Lalu Steven menambahkan, karya Prabowo Subianto itu ramai disebut-sebut saat ini karena terkait agenda politik Pilpres 2024.
Terkait hal itu, Steven Kandouw buru-buru minta maaf.
“Jadi menyikapi dua hari berselang hiruk-pikuk di medsos tentang pelaksanaan kampanye di Langowan dimana saya berorasi, dari lubuk hari terdalam, tidak dipaksakan, tapi kesadaran pribadi saya mau sampaikan kepada sahabat-sahabat, saudara-saudara di Langowan, TKD Prabowo-Gibran, termasuk keluarga besar Maengkom-Sigar permohonan maaf sebesar-besarnya,” kata Steven kepada wartawan di Manado, Senin (15/1/2024).
Apabila dalam orasi tersebut ada kata-kata yang menyinggung, tidak membuat nyaman, menyakiti hati, Steven kembali berkata, “Sekali lagi saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya.”
Steven yang juga menjabat yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Sulut mengatakan, sebagai pejabat publik sudah menjadi tekad dirinya dan semua bahwa pelaksanaan pemilu harus menciptakan suasana yang kondusif.
“Walau berbeda afiliasi politik, beda partai, beda capres dan cawapres, kita harus berbesar hati bahwa kedamaian, harmoni harus menjadi yang prioritas,” ujarnya.
Terutama di Sulut, kata Steven, pesta demokrasi harus betul-betul menjadi pesta demokrasi yang riang gembira.
“Pesta demokrasi yang memberikan sosialisasi, pencerahan dan pendidikan politik bagi semua terlebih generasi-generasi di bawah kita,” katanya seperti dikutip dari antaranews.com.
Maksudnya, kata dia, agar bersama-sama menyadari bahwa pesta demokrasi bukan hanya sebatas mencari kekuasaan, akan tetapi membentuk batu bata peradaban.
“Sekali lagi saya Steven OE Kandouw meminta maaf sebesar-besarnya,” ia menambahkan.(nor)