INTANANEWS.COM – Besok peringatan Hari Pahlawan 10 November ya. Nggak salah kita mengenang pahlawan nasional asal Sulawesi Utara. Siapa dia? Ya, Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau yang sering disapa Sam Ratulangi.
Beliau adalah juga seorang guru, politikus, jurnalis, dan Gubernur Sulawesi yang pertama sehingga ia sering disebut dengan tokoh multidimensional.
Sam Ratulangi memiliki peranan penting bagi bangsa Indonesia. Nama Pahlawan Nasional Kemerdekaan yang satu ini diabadikan sebagai nama jalan, bandara, dan bahkan universitas.
Sam sempat mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (1896-1902) dan Hoofdenschool (1902-1905) di Tondano, Sekolah Teknik Koningen Wilhelmina School (1905-1908) di Jakarta, Universiteit van Amsterdam (1913-1915) di Belanda, serta Universitas Zürich (1915-1919) di Swiss.
Kemudian di Universiteit van Amsterdam. Ia menempuh jurusan Ilmu Alam. Sementara itu, dari Universitas Zürich, ia berhasil mendapat gelar Doktor der Natur-Philosophie (Doktor Ilmu Pasti dan Ilmu Alam).
Oh iya, gelar Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek (Ijazah Ilmu Pasti Pendidikan Sekolah Menengah) juga berhasil ia dapatkan tepat sebelum masuk ke Universiteit van Amsterdam.
Selama masa persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sam Ratulangi pun turut serta ambil bagian di dalamnya.
Berkat perjuangannya membela hak warga Sulawesi, ia kemudian didapuk untuk mewakili perjuangan rakyat Sulawesi yang tergabung ke dalam Sumber Darah Rakyat.
Tidak sampai di situ saja, ia pun kemudian terpilih menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia turut hadir dan mengesahkan pengukuhan Presiden dan Wakil Presiden pertama serta penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Untuk menghormati jasa-jasanya dalam membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Sam yang ketika wafat masih menyandang status sebagai tahanan Belanda ini diberikan dua gelar sekaligus oleh Pemerintah Indonesia yaitu: “Pahlawan Kemerdekaan Nasional” sesuai dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 590 tanggal 9 November 1961 serta “Tanda Jasa Pahlawan” sesuai dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 36553 tanggal 10 November 1958.
Ada pula gelar-gelar lain yang ia terima di antaranya “Bintang Gerilya” (1958), “Bintang Mahaputra Adipradana” (1960) serta “Bintang Satyalancana” (1961).
Presiden Ir. Soekarno sendiri memberikan gelar “Pahlawan Nasional Indonesia” bagi Sam.
Nggak cuma sampai di situ, beberapa monumen pun dibangun untuk mengenang sosok Sam seperti Monumen Pahlawan Nasional Sam Ratulangi di Manado dan Tondano.
Ternyata namanya juga diabadikan menjadi nama universitas (Universitas Sam Ratulangi di Sulawesi Utara), bandara (Bandara Sam Ratulangi di Manado), serta jalan raya di Minahasa, Makassar, dan Kediri.
Dan satu lagi yang tidak bakal dilupakan oleh masyarakat Sulawesi Utara yakni satu semboyan yang dicetuskan oleh Sam Ratulangi. Yakni Sitou Timou Tumou Tou yang artinya “Orang Hidup Menghidupkan Orang Lain”.(virginia manoppo)