belanda Arsip - INTANA NEWS https://intananews.com/tag/belanda/ Jernih Melihat Cermat Mencatat Sat, 28 Oct 2023 06:42:54 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.3 https://intananews.com/wp-content/uploads/2024/11/cropped-Intana-News-Logo-32x32.png belanda Arsip - INTANA NEWS https://intananews.com/tag/belanda/ 32 32 Nikmatnya Kue Brudel, Suwer Tidak Tersisa Sampai Gigitan Terakhir https://intananews.com/berita/nikmatnya-kue-brudel-suwer-tidak-tersisa-sampai-gigitan-terakhir/ https://intananews.com/berita/nikmatnya-kue-brudel-suwer-tidak-tersisa-sampai-gigitan-terakhir/#respond Sat, 28 Oct 2023 06:42:54 +0000 https://intananews.com/?p=1199 INTANANEWS.COM – Kue Brudel atau disebut Broedel dalam bahasa Belanda. Ini kue khas Manado yang merupakan kue perpaduan antara jenis cake dan roti. Kue jenis ini asyik disantap menjelang sore hari. Ya sebagai teman minum kopi atau teh oleh para meneer, mevrouw, sinyo dan noni Wolanda (baca: Belanda). Ternyata kue Brudel hingga kini masih bisa ... Read more

Artikel Nikmatnya Kue Brudel, Suwer Tidak Tersisa Sampai Gigitan Terakhir pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

]]>
INTANANEWS.COM – Kue Brudel atau disebut Broedel dalam bahasa Belanda. Ini kue khas Manado yang merupakan kue perpaduan antara jenis cake dan roti.

Kue jenis ini asyik disantap menjelang sore hari. Ya sebagai teman minum kopi atau teh oleh para meneer, mevrouw, sinyo dan noni Wolanda (baca: Belanda).

Ternyata kue Brudel hingga kini masih bisa ditemui di Tanah Minahasa lho!

Kue bertekstur berat ini sudah menjadi semacam makanan rakyat. Sering disajikan pada acara acara biasa. Baik acara arisan, ibadah, ulang tahun bahkan acara kedukaan.

Banyak masyarakat di Minahasa mengkonsumsi kue Brudel ini dengan mencelupkannya ke dalam kopi atau teh hangat. Rasanya memang menjadi lebih oke.

Ada berbagai macam variasi dari kue Brudel ini. Ada yang memakai keju, kenari, kismis, sukade dan buah kering (mix fruit).

Yang pasti tidak ada pesta tanpa kue-kue beraroma Belanda di Minahasa.

Wilayah Sulawesi Utara yang diselimuti udara dingin dan sejuk memang paling nikmat jika menyantap kue bertekstur padat itu. Apalagi mudah hancur ketika disantap dan lumer di setiap gigitan. Huuu…jadi kepingin mencoba nih!

Rasa manisnya samar. Sesamar rasa gurih mentega dan telur yang menjadi bahan pentingnya di balik kue Brudel ini.

Singkat kata: banyak kue bercorak Belanda yang hadir di pesta-pesta orang Minahasa.

Selain kue Brudel dan kacang koek ternyata ada sederet kue Belanda lain yang biasa disajikan saat pesta perkawinan di masyarakat Minahasa seperti napolitein (semacam lapis legit) dan klappertaart.

Nah apa kalian nggak tertarik untuk mencoba?(virginia manoppo)

Artikel Nikmatnya Kue Brudel, Suwer Tidak Tersisa Sampai Gigitan Terakhir pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

]]>
https://intananews.com/berita/nikmatnya-kue-brudel-suwer-tidak-tersisa-sampai-gigitan-terakhir/feed/ 0
Sup Brenebon, Kuliner Peninggalan Belanda yang Pas Disajikan Saat Musim Hujan…Suwer Enak! https://intananews.com/berita/sup-brenebon-kuliner-peninggalan-belanda-yang-pas-disajikan-saat-musim-hujan-suwer-enak/ https://intananews.com/berita/sup-brenebon-kuliner-peninggalan-belanda-yang-pas-disajikan-saat-musim-hujan-suwer-enak/#respond Sun, 22 Oct 2023 08:03:53 +0000 https://intananews.com/?p=1067 INTANANEWS.COM – Wisata kuliner di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tidak pernah ada habisnya. Pokoknya sekali mencoba bakal ketagihan deh. Nah salah satu kuliner populer di Sulut adalah Sup Brenebon. Usut punya usut, Sup Brenebon merupakan makanan dari Belanda yang sudah diadaptasi menggunakan berbagai bumbu rempah dan akhirnya kini sajian sup ini dikenal sebagai hidangan berkuah ... Read more

Artikel Sup Brenebon, Kuliner Peninggalan Belanda yang Pas Disajikan Saat Musim Hujan…Suwer Enak! pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

]]>
INTANANEWS.COM – Wisata kuliner di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tidak pernah ada habisnya. Pokoknya sekali mencoba bakal ketagihan deh.

Nah salah satu kuliner populer di Sulut adalah Sup Brenebon.

Usut punya usut, Sup Brenebon merupakan makanan dari Belanda yang sudah diadaptasi menggunakan berbagai bumbu rempah dan akhirnya kini sajian sup ini dikenal sebagai hidangan berkuah khas Manado lho!

Sup khas masakan Minahasa ini memiliki tampilan kuah yang bening dengan warna cenderung merah.

Sajian makanan ini cocok disantap sebagai makanan penutup dengan kekayaan rasa yang dimiliki.

Manisnya Sup Brenebon makin terasa nikmat karena dipadukan dengan gurihnya daging dan sedapnya rempah khas Nusantara.

Sebenarnya tidak hanya daging atau kaki babi yang bisa digunakan karena yang penting adalah daging berlemak seperti buntut dan sanding lamur. Alhasil, kuliner jenis ini menghasilkan sup bertekstur lebih kental dan mengkilap.

Untuk versi halalnya, Sup Brenebon bisa mengganti daging babi dengan menggunakan tetelan sapi, iga sapi dan daging asap. Terserah para penikmati kuliner jenis sup ya.

Masakan Sup Brenebon berasal dari kuliner Belanda diadopsi oleh masyarakat Indonesia Timur.

Kata ‘Brenebon’ sendiri berasal dari pengucapan lokal masyarakat Manado yaitu dari kata ‘Bruine’ yang berarti coklat kemerahan dan ‘Bonen’ yang berarti kacang sehingga jika diterjamahkan Sup Brenebon menjadi Sup Kacang Merah.

Beberapa inovasi yang dilakukan orang Manado terhadap Sup Brenebon, misalnya menambahkan berbagai rempah nusantara ke dalamnya. Mulai dari pala, merica, cengkih, bawang merah hingga bawang putih.

Selain itu, juga memakai beberapa bumbu dapur dan sayuran lainnya. Seperti bawang bombai, gula, garam, daun bawang, seledri, buncis, kacang merah, wortel dan minyak zaitun.

Kuliner ini sudah biasa menjadi menu konsumsi rumahan tanpa perlu jauh-jauh ke warung atau restoran. Hal ini dikarenakan Sup Brenebon tergolong mudah dibuat dan bahan bahannya banyak dijual di pasar.

Apalagi jenis kacang merah yang dipakai bisa yang versi kalengan lho di beberapa supermarket.

Jadi lebih praktis ‘kan? Buruan cobain deh guys apalagi diraciknya saat penghujan musim hujan tiba. Pasti enak banget deh!(virginia manoppo)

Artikel Sup Brenebon, Kuliner Peninggalan Belanda yang Pas Disajikan Saat Musim Hujan…Suwer Enak! pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

]]>
https://intananews.com/berita/sup-brenebon-kuliner-peninggalan-belanda-yang-pas-disajikan-saat-musim-hujan-suwer-enak/feed/ 0
Kain Bentenan, Tenun Khas Minahasa yang Sempat Hilang Tapi Kini Bersemi Kembali https://intananews.com/berita/kain-bentenan-tenun-khas-minahasa-yang-sempat-hilang-tapi-kini-bersemi-kembali/ https://intananews.com/berita/kain-bentenan-tenun-khas-minahasa-yang-sempat-hilang-tapi-kini-bersemi-kembali/#respond Sat, 14 Oct 2023 11:40:17 +0000 https://intananews.com/?p=985 INTANANEWS.COM – Tenun telah menjadi salah satu warisan budaya di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki ciri khas yang menawan dan pasti memikat hati. Begitu juga dengan daerah Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Ada kain tenun khas Minahasa yang sempat hilang tetapi kini muncul kembali. Apa nggak keren tuh! Kain Bentenan dibuat di daerah Tombulu, Tondano, Ratahan dan ... Read more

Artikel Kain Bentenan, Tenun Khas Minahasa yang Sempat Hilang Tapi Kini Bersemi Kembali pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

]]>
INTANANEWS.COM – Tenun telah menjadi salah satu warisan budaya di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki ciri khas yang menawan dan pasti memikat hati.

Begitu juga dengan daerah Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Ada kain tenun khas Minahasa yang sempat hilang tetapi kini muncul kembali. Apa nggak keren tuh!

Kain Bentenan dibuat di daerah Tombulu, Tondano, Ratahan dan Tombatu di Minahasa.

Nama Bentenan diambil dari nama wilayah pelabuhan utama di Sulawesi Utara yaitu Bentenan. Di pelabuhan inilah pertama kali kain Bentenan diekspor pada abad 15-17.

Kain Bentenan adalah kain khas Minahasa yang terbuat dari bahan alami seperti serat kulit kayu dari Pohon Sawukouw dan Lahendong. Ada juga yang terbuat dari serat nanas, bambu atau pisang.

Kain ini memiliki tujuh motif meliputi Tonilama yang merupakan tenun dari benang putih, tidak bewarna, dan merupakan kain putih. Lalu Sinoi yakni tenun dengan benang warni-warni dan berbentuk garis-garis.

Selain itu, ada motif Pinatikan yaitu tenun dengan garis-garis motif jala dan bentuk segi enam dan merupakan pertama tenun di Minahasa.

Berikutnya motif Tinompak Kuda. Ini jenis tenun dengan aneka motif berulang. Lalu ada pula Tononton Mata yaitu tenun dengan gambar manusia.

Wah ternyata masih ada lagi lho yakni motif Kalwu Patola. Ini jenis tenun dengan motif tenun patola India. Menurut Yudi Achyadi, kurator tekstil, kain bentenan tersebut satu-satunya di dunia yang bermotif patola.

Yang terakhir jenin tenun motif Kokera. Apa tuh? Tenun dengan motif bunga warna-warni bersulam manik-manik.

Keistimewaan kain Bentenan terletak pada proses pembuatannya yang rumit dan memakan waktu lama.

Kain bentenan ditenun dengan teknik dobel ikat, benang yang membentuk lebar kain (pakan) disebut Sa’lange dan benang yang memanjang (lungsi) disebut Wasa’lene.

Teknik dobel ikat seperti ini adalah teknik tenun ikat dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Sangat jarang teknik ini digunakan di daerah lain.

Motif yang dapat tercipta dari teknik ini akan bergambar halus, rumit dan sangat unik. Kain Bentenan ditenun tanpa terputus menghasilkan sebuah kain berbentuk silinder atau tabung.

Sempat Hilang

Mengutip artikel dari Museum Nasional Indonesia disebutkan bahwa jumlah kain bentenan yang terakhir ditenun tercatat pada tahun 1880. Kini jumlahnya tidak sampai sepuluh buah di dunia.

Dalam beberapa literatur, dituliskan bahwa kain ini terakhir ditenun di daerah Ratahan pada akhir abad ke-18.

Kain Bbentenan asli bahkan sempat menghilang karena tidak diproduksi selama lebih dari 200 tahun. Bahkan, kini hanya ada dua kain Bentenan di Indonesia dan keduanya disimpan di Museum Nasional.

Kain khas Manado ini menjadi sebuah mahakarya para penenun Minahasa. Tak hanya itu, kain Bentenan ini termasuk kain yang sakral dan langka. Karena kain ini dulu hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja pada waktu tertentu pula.

Dulu cara memakai kain khas Manado ini tidak bisa sembarangan. Kain Bbentenan hanya digunakan para pemimpin adat (Tonaas) dan pemimpin agama (Walian) untuk dikenakan dalam berbagai upacara adat.

Mulai dari upacara membangun rumah, menentukan masa tanam hingga berperang.

Melantunkan Lagu “Ruata”

Dalam sebuah tulisan yang diulas dalam koran “Tjahaya Siang” terbitan 1880, sebelum menenun kain, penenun bahkan melantunkan lagu “Ruata”.

Lagu tersebut berarti Tuhan agar mereka dapat menghasilkan kain tenun yang indah. Sayangnya di Minahasa, kain ini lambat-laun mulai dilupakan.

Ada beberapa penyebabnya. Salah satunya berkaitan dengan penyebaran agama Kristen yang dibawa para misionaris Belanda.

Masyarakat setempat yang sudah memeluk agama Kristen meninggalkan upacara dan berbagai ritual adat. Sehingga kain Bentenan yang dahulu sering dipakai untuk upacara adat pun perlahan dilupakan.

Selain itu, penggunaan kain tenun pun dianggap kuno dan kurang modern oleh masyarakat di sana. Banyak orang memilih mengenakan pakaian modern seperti yang dikenakan orang Belanda pada masa kolonial.

Akhirnya, kain bentenan semakin dilupakan dan menjadi langka. Untungnya, kini para perajin dan desainer setempat kembali mempopulerkan kain tenun Bentenan.

Meski begitu, kualitas kain yang dihasilkan belum dapat menyamai kain tenun Bentenan yang asli. Hal ini karena sudah tidak ada lagi alat tenun asli yang dahulu digunakan.

Sekarang ini kain Bentenan telah dikembangkan dan diproduksi secara komersial dan itu dapat ditemukan di Kota Manado dan sekitarnya dengan jenis kain tenun ataupun cetak.

Singkat kata: kain Bentenan cocok sebagai buah tangan atau pakaian acara resmi lainnya.

Ayo pencinta tenun terutama kain Bentenan kapan lagi bisa memiliki kain spesial yang ternyata mempunyai sejarah panjang lho!(virginia manoppo)

Artikel Kain Bentenan, Tenun Khas Minahasa yang Sempat Hilang Tapi Kini Bersemi Kembali pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

]]>
https://intananews.com/berita/kain-bentenan-tenun-khas-minahasa-yang-sempat-hilang-tapi-kini-bersemi-kembali/feed/ 0