Peringatan itu disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengutip laporan Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Rabu (4/10/2023).

Hendra menyampaikan bahwa akumulasi material hasil erupsi efusif yang ada di lembah-lembah atau jalur luncuran/guguran lava pijar berpotensi menjadi guguran lava atau awan panas.

“Sehingga perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” katanya.

Di samping mewaspadai kemungkinan terjadi guguran lava atau awan panas, menurut dia, warga Pulau Siau perlu mewaspadai lahar ketika melewati lembah atau sungai pada musim penghujan.

“Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental, dan potensi bahaya masih tinggi,” katanya seperti dikutip dari Antaranews.com.

Ia menambahkan, status aktivitas gunung api itu masih di Level 3 atau Siaga.

Selama Gunung Karangetang berstatus Siaga maka warga termasuk pengunjung, dan wisatawan dilarang beraktivitas atau mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara) serta area dalam radius 3,5 kilometer di sektor barat daya, selatan, dan tenggara.

Masyarakat sekitar gunung dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna menghadapi kemungkinan terjadi hujan abu, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Hendra menyampaikan bahwa pemerintah daerah disarankan memantau aktivitas Gunung Karangetang berkoordinasi dengan Pos Pemantau Gunung Api Karangetang di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Sitaro serta PVMBG.

Ia mengatakan bahwa perkembangan aktivitas Gunung Karangetang juga dapat dipantau setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia.(nor)

Artikel Gunung Karangetang ‘Batuk-batuk’, Warga Pulau Siau Diminta Waspadai Awan Panas Guguran pertama kali tampil pada INTANA NEWS.

Ketiga gunung itu adalah Gunung Lokon di Kota Tomohon, Gunung Soputan (Kabupaten Minahasa Selatan/Kabupaten Minahasa Tenggara) dan Gunung Ruang (Kabupaten Kepulauan Sitaro).

Hal itu dikatakan Ketua Tim Kerja Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ahmad Basuki di Manado, Sabtu (16/9/2023).

Ia menyebutkan, status waspada ini mengindikasikan kondisi kegempaan serta deformasi meningkat dari status normal level satu.

Dia mengingatkan, meski berstatus waspada, potensi terjadi letusan memungkinkan.

“Kami mengimbau masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan seperti tidak melakukan aktivitas di radius bahaya yang disarankan,” tuturnya.

Selain ketiga gunung api yang berstatus waspada, di provinsi ujung utara Sulawesi tersebut juga terdapat empat gunung api yang berstatus normal.

Gunung api tersebut yakni Gunung Ambang di Kabupaten Bolaang Mongondow, Gunung Mahawu (Kota Tomohon), Gunung Tangkoko (Kota Bitung), dan Gunung Ruang (Kabupaten Kepulauan Sitaro).

“Satu-satunya gunung api di Sulut yang masih berstatus siaga level tiga adalah Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro,” dia menambahkan.(nor)

Artikel Perhatian! Tiga Gunung Api di Sulawesi Utara Berstatus Waspada Level Dua pertama kali tampil pada INTANA NEWS.